Aquatic Plant, Si Cantik Andalan Penghobi Aquascape

Kamis, 19 Agustus 2021


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR: SP.840/SJ.5/VIII/2021

 

Aquatic Plant, Si Cantik Andalan Penghobi Aquascape

 

https://kkp.go.id/artikel/33459-aquatic-plant-si-cantik-andalan-penghobi-aquascape

 

JAKARTA (19/8) -  Tanaman air atau biasa disebut aquatic plant atau flora aquatic merupakan bagian dari perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat serta kegunaan tanaman tersebut.

 

Melihat besarnya potensi yang ada, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) telah memulai riset tanaman air, sejak tahun 2009, yang diawali dengan pendataan spesies tanaman air endemik Indonesia yang berpotensi sebagai estetika atau hiasan akuarium dan pada tahun 2017 meneliti tanaman air sebagai obat ikan. BRSDM melalui Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) pun telah berhasil mengidentifikasi 450 spesies.

 

Pada Webinar Series ke-5 Merah Putih Ikan Hias Tahun 2021 sesi Aquatic Plant Talk, 18 Agustus 2021, Media Fitri Isma Nugraha, Peneliti Tanaman Hias BRBIH, bidang Biologi, Genetika, Bioteknologi dan Evolusi, menuturkan seluk beluk perihal tanaman air yang memiliki beragam potensi dan manfaat untuk mempercantik hobies para pembudidaya.

 

"Di tengah pandemi Covid-19, pemanfaatan tanaman air untuk aquascape semakin digandrungi. Tak hanya bagi penghobi, masyarakat luas kini semakin melirik keindahan tanaman di dalam air. Seni bercocok tanam di dalam air pun bukan hanya dijadikan sebagai pelepas penat, namun juga dapat dijadikan sebagai bisnis yang menguntungkan," terang Media.

 

Lebih lanjut disampaikan, tanaman air menurut literatur pada dasarnya dikelompokkan menjadi empat kelompok besar berdasarkan cara hidupnya yakni: (1) Alga, merupakan tumbuhan air yang tidak mempunyai organ lengkap atau disebut tumbuhan bertalus; (2) Tanaman yang mengambang di atas air, adalah tanaman yang muncul di permukaan air hanya daunnya saja, sedangkan organ lainnya berada di dalam air; (3) Tanaman yang separuh badan di atas air dan separuh badan di dalam air, adalah tanaman air bagian daun hingga setengah batang badan berada di permukaan air dan setengah batang kebawah hingga akar berada di dalam air; dan (4) Tanaman yang terendam air, adalah tanaman yang seluruh tubuhnya berada di dalam air atau di dasar air.

 

"Dalam hal manfaat, tanaman air tak hanya sedap dipandang mata sebagai hiasan akuarium, namun juga berfungsi sebagai penghilang amoniak untuk proteksi ikan. Secara natural dalam ekosistem perairan tanaman air dan ikan serta biota perairan lainnya memiliki simbiosis mutualisme. Ikan menyumbang hara berupa sisa pakan dan kotoran. Dibantu oleh bakteri pengurai, hasil buangan ikan terdekomposisi menjadi nitrat dan amoniak lainnya, yang dapat menjadi racun bagi ikan dan penyebab kematian massal pada ikan. Keberadaan tanaman air dapat memberikan kontribusi dalam penyerapan nitrat dan amoniak. Penyerapan amoniak oleh tanaman memberikan efek positif karena amoniak menghambat asimilasi nitrat yang diperlukan organisme lain," jelas Media.

 

Manfaat kedua, yakni sebagai pelindung ikan dengan mengeluarkan logam dari air. Logam berat berefek pada penghambatan reproduksi, sehingga menyebabkan sakit dan kematian pada ikan. Tanaman air mempunyai kemampuan dan sifat menyerap dengan cepat logam berat dan mendekomposisi menjadi humat yang bersifat mengikat dan mendetoksifikasi logam.

 

Ketiga, tanaman air bermanfaat sebagai chelator (penyaring) cemaran di perairan. Cemaran perairan banyak disebabkan oleh kontaminasi logam berat akibat aktivitas manusia. Chelator merupakan molekul kecil yang mengikat sangat erat ion logam. Tanaman air juga bermanfaat sebagai pengontrol alga. Kandungan allelophaty pada tanaman air tidak diragukan lagi sebagai formula pengontrol alga, dan sangat beracun untuk alga, karena memiliki kandungan fenolik.

 

Selain itu, tanaman air juga bermanfaat sebagai penyeimbang ekosistem perairan. Tanaman air mempunyai senyawa allelopati, yang merupakan suatu senyawa biomolekul atau allelokimia dan senyawa yang diproduksi oleh tanaman. Senyawa allelophaty dapat mempengaruhi lingkungan dan organisme di sekitarnya serta tetap ada dalam tubuh tanaman meski sudah mati dan bersifat aktif. Manfaat lainnya yakni sebagai penyerap karbon dioksida. Karbon merupakan senyawa yang dapat mengganggu ekosistem perairan jika berada dalam jumlah yang berlebih. Tanaman air dapat menyerap unsur karbon yang terdapat dalam ekosistem akuatik atau ekosistem yang mewadahinya.

 

Tak hanya itu, tanaman air di akuarium juga mampu melepas oksigen dari akar sebanyak 70 persen. Air yang kaya oksigen akan otomatis memberikan lingkungan ekosistem yang sehat bagi kehidupan ikan. Penghobi aquascape juga harus mengetahui bahwa tanaman yang terendam selain melepaskan oksigen juga mempengaruhi ekologi akuarium. Hal tersebut membuktikan bahawa tanaman air memiliki dampak besar pada ekologi aquascape.

 

"Penghobi flora fauna akuatik tentu mengharapkan kehidupan dalam ekosisitem mini atau akuarium selalu stabil dan sehat. Dalam perawatan ekosistem mini ini, salah satu tantangan yang sering dialami adalah melimpahnya kandungan CO2 dalam akuarium. CO2 merupakan masalah utama dalam akuarium yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan. Sisa bahan pakan dan CO2, membutuhkan alat perombak alami. Untuk itu, memberikan penyeimbang dalam akuarium sangat penting, penyeimbang tersebut adalah tanaman air yang mampu menyeimbangkan gerakan air dengan meningkatkan serapan hara (sisa pakan) oleh tanaman, serta mendistribusikan panas dan membawa oksigen ke ikan tanpa mengusir semua CO2 yang tersedia untuk tanaman air," paparnya.

 

Webinar series ke-5 ini turut menghadirkan Erwin Syahputra, yang merupakan pebisnis dan eksportir, Borneo Aquatic. Salah satu tanaman hias andalannya adalah bucephalandra yang merupakan salah satu jenis tanaman semi aquatic yang sedang jadi primadona pecinta aquascape di Amerika dan utamanya Jepang. Bucephalandra memiliki daun yang hijau segar, ungu dengan bunga putih yang elok. Tanaman ini mudah perawatannya namun lamban dalam pertumbuhannya.

 

"Peredaran bucephalandra sekarang ini sudah 90 persen beredar di dunia adalah hasil eksploitasi langsung dari alam. Hanya sekitar 10 persen berasal dari hasil budidaya konvensional maupun kultur jaringan. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dunia aquascape. Hobbyist dari seluruh dunia berburu tanaman unik untuk melengkapi koleksi mereka. Ini adalah peluang bagi kita untuk memenuhi permintaan pasar tersebut," ungkap Erwin.

 

Pihaknya pun berbagi poin penting bagi para pemula untuk memulai bisnis tanaman hias, yakni passion, ilmu, serta sarana dan prasarana untuk stoking dan budidaya. Terdapat dua metode dalam budidaya bucephalandra. Pertama, metode emersed, perbanyakan bucephalandra secara emersed membutuhkan media tanam: pasir kasar dan arang sekam padi (50:50). Melalui metode ini, bucephalandra memiliki pertumbuhan sangat cepat, dengan daya tahan tanaman sangat baik. Namun kekurangannya adalah daun baru yang dihasilkan adalah daun darat yang kurang menarik.

 

Metode kedua bucephalandra adalah metode submersed. Perbanyakan bucephalandra secara submersed, menggunakan kolam surut dengan sirkulasi dan filtrasi air yang baik serta dinaungi menggunakan paranet 60 persen untuk menghindari paparan cahaya matahari langsung. Dengan metode ini memiliki keunggulan warna daun yang dihasilkan sangat mewah (berkilau) dan bervarias, namun memiliki kelemahan dalam pertumbuhan sangat lambat dan daya tahan tanaman lemah.

 

Sebagai prosedur ekspor, Erwin pun membagikan tips bagi para eksportir pemula tanaman hias, yakni harus memiliki badan usaha minimal CV, terdaftar di OSS dengan akses Kepabeanan, memiliki fasilitas sarana dan prasarana untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi Produsen Benih dari BPSBTPH, terdaftar di Kementerian Pertanian, terdaftar di Badan Karantina Ikan, Pengenalian Mutu dan Pengamanan Produk Kelautan dan Perikanan (BKIPM) untuk mendapatkan SPM, serta terdaftar di Badan Karantina Pertanian untuk mendapatkan Phytosanitary Certificate.

 

Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara lainnya yaitu Veryl Hasan, Dosen Universitas Airlangga, dengan moderator, Rendy Ginanjar, peneliti BRIBIH. Kegiatan ini sendiri terlaksana dalam rangka menyambut HUT RI ke-76.

 

HUMAS BRSDM

Sumber:

KKP WEB BPPSDMKP

Logo Logo
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia