Atasi Biaya Pakan Ikan Tinggi, KKP Gelar Pakan Mandiri di 4 Lokasi
Rabu, 17 Februari 2021
AMBON (17/2) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggencarkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) guna menekan tingginya biaya pakan ikan yang dialami oleh pembudidaya. Sejalan dengan itu, pada 15-16 Februari 2021, KKP melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (BP3) Ambon menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Buatan serentak di 4 lokasi berbeda yaitu:
Pelatihan diikuti oleh 120 orang pelaku utama budidaya perikanan, dengan rincian 30 orang dari masing-masing kabupaten. Dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan, pelatihan dilakukan dengan metode blended system di mana instruktur memberikan materi melalui aplikasi Zoom dan e-jaring sementara para penyuluh perikanan tetap mendampingi peserta di lokasinya masing-masing.
Kepala BP3 Ambon Abubakar menyebut, pelatihan ini dilakukan dalam rangka mendukung salah satu program prioritas KKP tahun 2021 yaitu meningkatkan produksi perikanan melalui kegiatan budidaya. Ia melihat bahwa salah satu kendala yang dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah biaya pakan yang mendominasi biaya produksi perikanan budidaya, yakni sebesar 60% - 70%.
“Peningkatan efisiensi pakan melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat dibutuhkan dalam rangka menekan biaya produksi,” ujarnya.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembudidaya agar dapat menghitung komposisi bahan yang dibutuhkan untuk membuat pakan ikan buatan sehingga dapat menghasilkan pakan dengan kandungan protein yang sesuai dengan kebutuhan ikan,” jelas Abubakar.
Dalam pelatihan ini, para peserta diberikan materi dari hulu ke hilir. Mulai dari penyiapan alat dan bahan, pembuatan pakan ikan buatan, penentuan metode pembuatan, teknik meramu, hingga teknik mengemas pakan buatan. Pelatih seluruhnya berasal dari widyaiswara dan instruktur BP3 Ambon, dengan penyuluh pendamping sejumlah 12 orang yang masing-masing bertanggung jawab mendampingi 10 peserta pelatihan.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari yang digaungkan KKP telah berhasil menekan biaya pakan dan memberikan keuntungan lebih kepada para pembudidaya. Untuk mengoptimalkannya, gerakan ini harus terus digaungkan. Namun tentunya, pembuatan pakan mandiri tidak bisa dilakukan sembarangan.
“Supaya pakan buatan mandiri dapat mendekati mutunya dengan pakan pabrikan yang selama ini digunakan oleh pembudidaya, teknik pembuatan pakan buatan tidak bisa dilakukan secara sembarangan,” ucapnya.
“Bahan utama pembuatan pakan berupa tepung ikan harus memiliki sertifikasi sebagai standar tepung yang patut digunakan. Untuk itu, pelatihan perlu memanfaatkan bahan baku lokal dalam bahan ajarnya dan penyuluh perlu memastikan ketersediaan bahan baku lokal di lokasi-lokasi ini demi mempermudah keberlanjutan pembuatan pakan secara mandiri,” tuturnya.
Ia menyebut, data menunjukkan bahwa pembuatan pakan buatan secara mandiri ini dapat menekan biaya produksi pakan ikan menjadi sekitar 50% dari total biaya produksi. Dampaknya, pembudidaya pun dapat meningkatkan keuntungannya hingga 10% - 20%.
Menimbang hal itu, Lilly mengarahkan BP3 Ambon melalui para penyuluhnya untuk mendorong pembentukan kelompok-kelompok pembuat pakan ikan mandiri. Kelompok ini nantinya akan fokus memproduksi pakan untuk meringankan beban kerja para pembudidaya ikan setempat.
Hal tersebut sejalan dengan salah satu program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk membentuk kampung-kampung perikanan yang terintegrasi dari hulu ke hilir di banyak titik di seluruh Indonesia.
“Penumbuhan kelompok pembuat pakan ikan buatan ini sangat penting adanya untuk mendukung salah satu arahan Menteri Kelautan dan Perikanan mengenai pengembangan kampung-kampung ikan dalam pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.
“Kampung-kampung perikanan yang sudah eksis di keempat kabupaten ini perlu turut berpartisipasi, turut ditarik kembali oleh BP3 Ambon dan para penyuluh supaya sinergisasi dari hulu ke hilir terbentuk,” tegasnya.
Tak berhenti di sini, Lilly menyatakan bahwa BP3 Ambon bersama dengan Puslatluh KP akan terus memperluas materi pelatihan yang akan diadakan di masa mendatang.
“Saat ini pelatihan masih pada pakan ikan berbentuk pelet. Namun ke depannya dapat ditambah lagi materi alternatif berupa pakan ikan lainnya seperti pemanfaatan magot yang tinggi protein,” ucapnya.
“Saya harap para peserta dapat mengikuti pelatihan dengan fokus selama dua hari ini. Jangan lupa tetap lakukan 4M sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19. Semoga kita semua bisa bertemu dalam keadaan yang lebih baik, dan tentunya kami menunggu keberhasilan bapak/ibu sekalian atas usaha yang dijalankan,” pungkas Lilly.
Sebagai informasi, turut hadir dalam kesempatan ini perwakilan dari Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Sula, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pulau Morotai, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Biak Numfor dan jajaran instruktur serta penyuluh perikanan BPPP Ambon.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyatakan bahwa KKP melalui BRSDM akan terus memberikan pelayanan bagi masyarakat melalui berbagai pelatihan guna meningkatkan daya saing nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar, petambak, maupun SDM KP lainnya.
Dukung PNBP Perikanan Lewat Ragam Pelatihan
Sejalan dengan itu, pada 9-10 Februari lalu, KKP melalui BP3 Medan turut menyelenggarakan 4 pelatihan serentak di lokasi berbeda yaitu:
Pelatihan diikuti oleh 180 peserta yang merupakan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan setempat.
Kepala BP3 Medan Natalia menyebut, berbagai pelatihan ini dilakukan dalam rangka mendukung salah satu target utama KKP tahun 2021 yakni meningkatkan PNBP dari sektor perikanan.
“Dari sektor pelatihan tangkap, kami berharap pelatihan pembuatan alat gillnet dan basic safety training membuat nelayan menjadi lebih siap dalam berbagai aspek dalam menghadapi kondisi di alam dan di atas kapal sehingga lebih produktif,” ucapnya.
Adapun pelatihan pembenihan nila diharapkan dapat meningkatkan produksi budidaya sehingga tentunya dapat berdampak positif pada PNBP sektor perikanan. Kontribusi serupa juga diharapkan datang dari sektor pengolahan.
“Peningkatan produksi lainnya adalah melalui sektor pengolahan. Hasil perikanan itu bukan hanya perikanan tangkap maupun budidaya. Diversifikasi olahan perikanan juga menjadi penting dalam meningkatkan nilai jual komoditas perikanan,” jelasnya.
Di samping meningkatkan PNBP, beragam pelatihan yang diselenggarakan ini diharapkan dapat membantu para nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dalam usahanya sekaligus mendorong perekonomian di tengah pandemi.
HUMAS BRSDM
KKP WEB BPPSDMKP
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141