Dissolved Oxygen, Oksigennya Organisme Akuatik
Jumat, 3 April 2020
Bantul - Semua organisme membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidup mereka, kecuali beberapa mikroorganisme yang bersifat anaerob. Organisme akuatik pun membutuhkan oksigen untuk menopang metabolisme mereka, termasuk ikan. Berbeda dengan organisme terestrial yang dapat memanfaatkan oksigen langsung dari udara, ikan hanya bisa memanfaatkan oksigen yang terlarut dalam air. Perbedaan tekanan osmosis antara air dan insang, memungkinkan oksigen terdifusi masuk ke dalam peredaran darah ikan. Ada beberapa spesies ikan yang bisa mengambil oksigen langsung dari udara karena memiliki alat bantu pernafasan, yaitu lele dan gurami, akan tetapi sifatnya hanya membantu fungsi insang bukan menggantikan.
Ketersediaan oksigen terlarut adalah hal yang mutlak untuk organisme akuatik. Dalam perikanan budidaya, terutama untuk komoditas bernilai ekonomis tinggi seperti udang, ketersediaan oksigen ini sangat dijaga. Berdasarkan hasil penelitian Andi Sahrijanna dan Early Septiningsih (2017), mengenai kualitas air pada budidaya tambak udang, oksigen terlarut akan drop di waktu malam hingga titik terendah pada dini hari. Hal ini disebabkan, fitoplankton yang pada siang hari berfotosisntesis menghasilkan oksigen terlarut, melakukan respirasi yang membutuhkan oksigen sehingga terjadi kompetisi antara udang dengan fitoplankton. Sedangkan kebutuhan oksigen terlarut untuk budidaya udang yang optimal berkisar antara 3-6 ppm. Jika pada saat kompetisi tersebut berlangsung tidak ada suplai oksigen tambahan, maka oksigen terlarut dalam tambak akan drop bahkan hingga 0 ppm sehingga sangat dimungkinkan terjadinya kematian massal udang. Oleh sebab itu, penggunaan kincir di malam hari mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan oksigen terlarut yang tinggi tersebut.
Sumber utama oksigen terlarut dalam suatu perairan berasal dari fotosintesis fitoplankton, mikro dan makroalgae yang hidup di perairan tersebut dan proses difusi dari udara bebas. Laju difusi oksigen dari udara bebas ke dalam perairan dipengaruhi oleh suhu air, tekanan udara, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus/gelombang serta kedalaman air. Hubungan masing-masing parameter terhadap oksigen terlarut dapat dilihat pada Tabel 1.
Konsep untuk penambahan oksigen terlarut dalam air dibagi menjadi dua, yaitu aerasi dan agitasi. Aerasi merupakan suatu bentuk proses penambahan udara atau oksigen di dalam air dengan cara membawa air dan udara tersebut ke dalam kontak yang dekat, dengan menyemprotkan udara ke dalam air melalui suatu pori-pori yang kecil sehingga membentuk gelembung udara yang halus serta membiarkannya untuk bisa naik melalui air. Agitasi prinsipnya adalah mengaduk sehingga terbentuk arus/gelombang air yang memercik dengan tujuan memperluas dan memperlama bidang kontak dengan udara sehingga memungkinkan oksigen lebih banyak terdifusi dalam air. Kincir air yang banyak digunakan pada tambak menggunakan konsep agitasi air, sedangkan konsep aerasi banyak dijumpai pada akuarium.
Penulis : Iwan M. Al Wazzan, Peneliti LRMPHP
KKP WEB Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141