Dukung Pengembangan Kampung Perikanan Budidaya Melalui Ragam Pelatihan KP

Minggu, 24 Oktober 2021


JAKARTA (24/10) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendukung pengembangan kampung-kampung perikanan di penjuru daerah dengan menggenjot pemanfaatan potensi dan kearifan lokal, sejalan dengan program prioritas KKP yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

 

Guna menekan tingginya biaya pakan ikan yang dialami oleh pembudidaya, KKP melalui Pusat Pelatihan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan bagi 100 masyarakat pembudidaya di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur pada 21-22 Oktober, 2021.

 

Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro menyebut, pelatihan yang dilakukan secara blended learning ini dilakukan dalam rangka mendukung program prioritas KKP serta meningkatkan perekonomian pembudidaya perikanan.

 

"Salah satu kendala yang dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah biaya pakan yang mendominasi biaya produksi perikanan budidaya, yakni sebesar 60 - 70 persen. Selama ini, industri pakan ikan masih sangat tergantung pada tepung ikan impor. Harga pakan ikan yang tinggi dipicu oleh keterbatasan industri pakan ikan dalam memanfaatkan bahan baku lokal,” ungkapnya.

 

Untuk itu, pelatihan berperan dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembudidaya dalam menghitung komposisi bahan pakan ikan buatan, sehingga komposisi protein yang terkandung sesuai dengan kebutuhan tumbuh ikan.

 

Dalam kesempatan tersebut, para peserta diberikan materi dari hulu ke hilir, dimulai dari penyiapan alat dan bahan, pembuatan pakan ikan buatan, penentuan metode pembuatan, teknik meramu, hingga teknik mengemas pakan.

 

Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati menyebut, Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) yang digaungkan KKP telah berhasil menekan biaya pakan dan memberikan keuntungan lebih kepada para pembudidaya. Untuk mengoptimalkannya, gerakan ini harus terus digaungkan. Namun tentunya, pembuatan pakan mandiri tidak bisa dilakukan sembarangan.

 

“Supaya pakan buatan dapat mendekati mutunya dengan pakan pabrikan yang selama ini digunakan oleh pembudidaya, perlu diperhatikan komposisi bahan baku utama seperti kandungan protein, mineral, karbohidrat, dan juga komposisi bahan baku pendukung seperti antioksidan, cita rasa, pewarna, dan bahan yang membantu ikan mengabsorpsi nutrisi dengan maksimal agar ikan tumbuh dengan baik,” ucapnya.

 

Data menunjukkan bahwa pembuatan pakan buatan secara mandiri ini dapat menekan biaya produksi pakan ikan menjadi sekitar 50 persen dari total biaya produksi. Dampaknya, pembudidaya pun dapat meningkatkan keuntungannya hingga 10 - 20 persen.

 

Menimbang hal itu, Lilly mengarahkan (Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan) BPPP Banyuwangi melalui para penyuluhnya untuk mendorong pembentukan kelompok-kelompok pembuat pakan ikan mandiri. Kelompok ini nantinya akan fokus memproduksi pakan untuk meringankan beban kerja para pembudidaya ikan setempat.

 

Turut menginisiasi kegiatan ini, Anggota Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini. Pihaknya mendorong Puslatluh KP melalui BPPP untuk terus memperluas materi pelatihan ke depannya. “Saat ini pelatihan masih pada pakan ikan berbentuk pelet. Namun ke depannya dapat ditambah lagi materi alternatif berupa pakan ikan lainnya seperti pemanfaatan magot yang tinggi protein,” tuturnya.

 

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Sugianto, turut menyambut baik hadirnya pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan dapat mendukung termanfaatkannya potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Blitar. “Daerah ini terkenal akan produksi ikan tangkapnya, ini adalah kesempatan yang baik untuk meningkatkan usaha budidaya di daerah ini sehingga usaha budidaya daerah ini juga bisa meningkat,” ujarnya.

 

Latih Diversifikasi Olahan Ikan

 

Tak hanya usaha budidaya ikan, KKP juga gencar mendukung usaha pengolah perikanan melalui pelatihan diversifikasi olahan ikan guna meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar. Pada 19-20 Oktober lalu, KKP melalui BPPP Bitung menggelar Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan bagi 100 masyarakat pengolah dan pemasar produk perikanan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

 

Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati menjelaskan, selain bertujuan untuk memenuhi selera konsumen yang beragam dan mengatasi kejenuhan pasar, diversifikasi olahan produk perikanan pun berfungsi dalam mempertahankan mutu hasil produk perikanan, yang rentan menurun kualitasnya jika disimpan secara utuh dalam waktu lama.  Hal ini tentunya akan menguntungkan pelaku utama dalam menambah pendapatannya.

 

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamuju, Muhammad Dahlan menyampaikan bahwa sektor perikanan menjadi salah satu andalan Kabupaten Mamuju. “Wilayah kami berbatasan langsung dengan Selat Makassar, di sebelah barat merupakan area penangkapan yang menyimpan potensi ikan yang luar biasa. Kami juga memiliki potensi tambak yang besar dengan adanya sungai-sungai besar di Mamuju,” terang Dahlan.

 

Sementara Anggota Komisi IV DPR RI, Suhardi Duka menyebut, pelatihan diversifikasi olahan ikan ini dilakukan untuk menyediakan lebih banyak pilihan pangan olahan ikan agar masyarakat semakin gemar mengonsumsi ikan. “Angka Konsumsi Ikan (AKI) wilayah ini cukup baik, yaitu 53 kg/kapita, tapi target AKI nasional ada di angka 62 kg/kapita di tahun 2024, jadi dorongan untuk mengonsumsi ikan perlu lebih ditingkatkan lagi untuk mencapai target tersebut, khususnya pada anak-anak agar mencegah stunting,” tutup Suhardi.

 

HUMAS BRSDM

 

Sumber:

KKP WEB BPPSDMKP

Logo Logo
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia