One Stop Aquaculture SFV BRPI: Dongkrak PNBP dan Optimalkan Pemanfaatan Aset
Rabu, 6 November 2024
Jakarta (6/11) – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan (BPSDM KP) melalui Badan Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor perikanan melalui program Smart Fisheries Village (SFV), salah satunya dengan mengadaptasi gagasan inovatif One Stop Aquaculture.
Kepala BRPI, Agus Cahyadi menjelaskan bahwa One Stop Aquaculture adalah sebuah pendekatan terpadu dalam budi daya ikan yang menghubungkan berbagai tahap produksi dari hulu ke hilir, mulai dari pembenihan hingga pembesaran, serta penyediaan pakan alami.
“Lebih dari itu, konsep ini juga melibatkan elemen eduwisata yang memungkinkan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk belajar tentang dunia perikanan sambil menikmati alam yang asri. Dengan demikian, One Stop Aquaculture bukan hanya tentang produksi ikan, tetapi juga mengintegrasikan berbagai aspek ekologis, pendidikan, dan rekreasi,” terang Acah, sapaan Agus Cahyadi.
Dalam pengaplikasiannya, konsep One Stop Aquaculture terlihat dari pemanfaatan air limbah budi daya sebagai pengairan untuk tanaman yang menjadi sumber pakan alami ikan.
Tanaman tersebut mendapat nutrisi alami dari air bekas budi daya, sehingga terbentuk siklus yang saling mendukung. Kolam-kolam di BRPI diisi dengan komoditas ikan unggulan BRPI, seperti Ikan Mas Mustika, Lele Mutiara, Nila Srikandi, dan Patin Perkasa.
Untuk mendukung keberlanjutan, teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) digunakan pada kolam Nila Srikandi, sementara kolam lainnya memanfaatkan teknologi Recirculation Water Flow (RWF) yang mampu menjaga kualitas air.
Selain kolam, BRPI juga mengembangkan area khusus untuk pakan alami, dengan tanaman seperti sente, ubi cilembu, kangkung, dan pepaya yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk ikan gurami. Area ini bukan hanya sekadar penyedia pakan alternatif, tetapi juga bagian dari ekosistem terpadu yang menunjang keberlanjutan perikanan di BRPI.
Dalam upaya memperluas dampak edukatif dari SFV, BRPI juga mengadakan pelatihan berbasis konsep Teaching Factory (TEFA) bagi Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan, dengan memberikan pengalaman langsung mengenai teknologi dan praktik budi daya ikan. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis tetapi juga memupuk semangat inovasi di kalangan generasi muda.
Kepala BPPSDMKP, I Nyoman Radiarta, menilai bahwa optimalisasi aset melalui program SFV di BRPI, memungkinkan masyarakat umum untuk dapat memanfaatkan hasil inovasi ini secara luas, termasuk untuk meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Secara keseluruhan, konsep budi daya terpadu ini menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi berbagai pihak. Program ini adalah langkah nyata dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal, menuju masa depan perikanan yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi,” tegas Nyoman.
Implementasi konsep One Stop Aquaculture pada SFV BRPI di tahun 2024 ini pun telah membuktikan dampak signifikan terhadap peningkatan nilai PNBP. Pada tahun 2023, PNBP yang dihasilkan BRPI tercatat sebesar Rp494.236.607. Namun, dengan penerapan pendekatan terintegrasi dari hulu ke hilir yang menyeluruh, nilai PNBP BRPI mengalami peningkatan pada tahun 2024, sebesar Rp678.486730. Dengan konsep One Stop Aquaculture pun membuktikan bahwa terlaksana efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi, sehingga aset dan sumber daya lokal dapat dioptimalkan dan memberikan nilai tambah yang lebih besar.(ALP)
Humas BPPSDM
Humas BPPSDM
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141