Tingkatkan Kapasitas SDM, KKP Gelar PKA ke-XV dan Pelatihan Pemijahan Koi Hias
Kamis, 8 Juli 2021
TEGAL (8/7) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, melalui pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Guna memaksimalkannya, KKP mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi seluruh kalangan masyarakat, utamanya para ASN dan pelaku utama sektor kelautan dan perikanan melalui kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) ke-XV Tahun 2021 dan Pelatihan Pemijahan Ikan Koi yang secara berturut-turut dibuka pada 5 dan 6 Juli 2021.
Kedua pelatihan tersebut digelar dalam rangka mendukung akselerasi program prioritas KKP di tahun 2021-2024 yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yakni Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan, pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan, serta pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, air payau dan air laut berbasis kearifan lokal. Utamanya, PKA ke-XV bertujuan dalam membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan ASN kelautan dan perikanan yang berintegritas, sementara Pelatihan Pemijahan Ikan Koi ditujukan untuk mendorong produktivitas perikanan budidaya untuk peningkatan ekonomi nasional dari variasi jenis dan model ikan hias koi.
Difasilitasi Balai Diklat Aparatur (BDA) Sukamandi, yang dibantu pelatih dari Lembaga Aparatur Negara (LAN), PKA ke-XV ini, diikuti sebanyak 26 peserta yang terdiri dari 22 orang dari pimpinan unit pelaksana dan satuan kerja lingkup KKP, serta 4 orang dari Pemerintah Kabupaten Subang.
Pelatihan kepemimpinan ini diselenggarakan selama 91 hari, dari mulai 5 Juli hingga 9 November 2021. Kepala BDA Sukamandi, R. Hernan Mahardhika mengatakan, pelatihan akan terbagi menjadi tiga tahapan dengan total pelaksanaan selama 797 jam. “Tahap pertama dilakukan pada 5 Juli - 6 Agustus 2021 selama 24 hari kerja, tahap kedua pada 9 Agustus - 3 November 2021 selama 60 hari kerja, dan tahap ketiga pada 4 – 9 November 2021 atau 4 hari kerja,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, peserta dibekali materi berupa kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme, kepemimpinan kinerja, aktualisasi kepemimpinan, serta orientasi program. Dilakukan secara blended learning synchronous menggunakan Learning Management System (LSM) dari platform E-Milea milik KKP, peserta dapat dengan mudah mengakses penjelasan, pendalaman materi dan interaksi dengan para pelatih melalui sambungan Zoom.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan, meski pelatihan diadakan secara blended learning synchronous diharapkan tidak membatasi dalam upaya meningkatkan produktivitas pelatihan kepemimpinan.
“Ini menjadi tantangan kepada kita semua sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab dalam memberikan pembekalan, dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sektor kelautan dan perikanan untuk dapat, terus berlangsung meningkatkan produktivitas,” jelasnya.
Dalam hal ini, pemimpin administrator dituntut untuk dapat berperan penuh dan bertanggungjawab dalam memimpin seluruh kegiatan pelayanan publik di unit instansi, sebagai bentuk kemampuan pimpinan Pancasila dan Nasionalisme.
Lilly pun menutur, dengan dibekali pengetahuan dari para widyaiswara, diharapkan peserta dapat menjadi pemimpin yang mampu menyusun strategi yang akan dicapai.
“Strategi-strategi yang menjadi bekal peserta semua adalah bagaimana pencapaian target prioritas KKP, dapat dilakukan secara fokus pada jangka pendek atau sasaran jangka panjang. Namun yang paling penting, menjadi pemimpin mampu mengomunikasikan terkait arahan dan kebijakan secara tegas dan lugas,” tambahnya.
Harapannya pada kegiatan PKA ke-XV, para peserta dapat mengimplementasikan dan memperkaya wawasan untuk memperkokoh budaya organisasi.
Sementara itu, Pelatihan Pemijahan Ikan Koi yang diadakan melalui BP3 Tegal dilaporkan telah diikuti sebanyak 802 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia secara full online. Dalam kegiatan ini, para pelatih mendemonstrasikan teknik pemijahan ikan koi dengan sistem hipofisasi.
Ditemui secara terpisah, Kepala Balai Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Sjarief Widjaja mengatakan, di tengah masa pandemi, kegiatan pelatihan dapat menjadi alternatif bagi para pelaku utama untuk meningkatkan minat di sektor kelautan dan perikanan.
“Saat ini sedang diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan lonjakan angka positif Covid-19. Hal tersebut yang memaksa kita harus melakukan kegiatan di dalam rumah. Berbagai hobi pun muncul di kalangan masyarakat, salah satunya hobi memelihara ikan hias. Adanya pelatihan ini menjadi alternatif untuk sharing kepada para peserta khususnya yang memiliki ketertarikan terhadap ikan hias koi,” jelas Sjarief.
Sampai saat ini, ikan yang berasal dari Negeri Tirai Bambu itu masih banyak diminati para pecinta ikan hias. Selain memiliki warna yang indah, ikan koi banyak dikagumi karena keelokannya saat menyembul dan melompat ke permukaan air.
Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan, peminat ikan koi masih cukup tinggi sehingga adanya pelatihan pemijahan ini diharapkan akan muncul jenis ikan koi yang beragam, agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
“Ternyata hampir penggemar ikan koi ini dari seluruh Indonesia, dalam pelatihan yang dibantu oleh para pelatih menggunakan sistem hipofisa, diharapkan dapat menghasilkan jenis ikan koi yang beragam. Mudah-mudahan peserta yang baru mau memulai budidaya bisa semakin paham dan bisa mengembangbiakkannya,” ujarnya.
“Terlebih dimasa pandemi sekarang ini, usaha budidaya ikan koi merupakan usaha yang menjadi ladang bisnis untuk pemulihan ekonomi nasional, karena memang peminat ikan hias koi ini sangat tinggi,” tambah Lilly.
Kepala BP3 Tegal, Mochammad Muchlisin turut menyampaikan dukungannya terhadap pelatihan ini. Dia optimis bahwa pelatihan dapat menjadi solusi di tengah pandemi, dan berharap para pelaku utama sektor ikan hias ke depannya dapat mengembangkan usaha budidaya ikan koi.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, memberikan wawasan, serta ke depan dapat menciptakan pembudidaya atau wirausaha baru dibidang perikanan. Karena banyak masyarakat yang memelihara ikan koi di halaman rumah atau dipekarangan, tapi tidak dibudidayakan, ini sangat disayangkan,” ujar Muchlisin.
Sebagai informasi, KKP juga turut menggelar kegiatan Seminar Proposal Kaji Terap Teknologi Pembesaran Ikan Hias Nemo Pada Keramba Jaring Apung Berbahan Fiberglass Aquarium dengan Recirculating Aquaculture System (RAS) yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Ambon secara blended learning .
Kegiatan kaji terap ini, dilaksanakan pada bulan Juni hingga Desember 2021 yang rencananya akan dilakukan di Keramba Jaring Apung (KJA) dan Hatchery BP3 Ambon, dengan tujuan mengaplikasikan teknologi pembuatan KJA berbahan fiberglass dan RAS pada pembesaran ikan nemo.
HUMAS BRSDM
KKP WEB BPPSDMKP
JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293
Email: humas.kkp@kkp.go.id
Call Center KKP: 141