Tingkatkan Produksi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar, KKP Latih Pembudidaya Di Cilacap

Selasa, 25 Mei 2021


JAKARTA (25/5) – Kecenderungan overfishing pada sektor perikanan tangkap semakin hari semakin memaksa usaha budidaya ikan air tawar untuk terus bertumbuhkembang agar meningkatkan produksi ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut. Guna menyiapkan pembudidaya yang kompeten, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong peningkatan kapasitas SDM, salah satunya melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan bagi pelaku utama kegiatan kelautan dan perikanan di penjuru daerah. Kali ini, KKP hadirkan Pelatihan Pembesaran Ikan Air Tawar bagi Masyarakat Perikanan di Kabupaten Cilacap pada 22-23 Mei 2021.

 

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, pelatihan diikuti oleh 100 orang peserta yang merupakan pembudidaya ikan di Kabupaten Cilacap. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, pelatihan diadakan menggunakan metode blended online.

 

Pelatihan Pembesaran Ikan Air Tawar ini sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam menggenjot 3 Program Prioritas KKP 2021-2024 sebagai langkah terobosan dalam pelaksanaan program sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan. Diantaranya yaitu pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

 

Melalui kegiatan pelatihan, peserta ditujukan untuk dapat menumbuhkembangkan perikanan budidaya di daerahnya secara terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga terbentuk kampung-kampung perikanan yang mengangkat potensi dan keunggulan sektor perikanan dari Kabupaten Cilacap.

 

Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja menyatakan bahwa menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun, dimana sebagian besar konsumsinya merupakan pasokan hasil ikan laut. Padahal, para peneliti dunia meramalkan bahwa bila tidak ada perubahan model produksi, di masa mendatang produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan dan Ikan di laut akan semakin sulit didapatkan.

 

“Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun-tahun mendatang produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap. Hal ini didasari oleh supply ikan laut yang terus berkurang sementara demand konsumsi ikan akan terus meningkat,” ucapnya.

 

“Oleh karena itu pelatihan digalang agar pembudidaya bisa terus mengasah dan menambah kompetensinya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk mendorong usahanya melalui momentum ini,” jelas Sjarief.

 

Untuk itu, para peserta dibekali dengan berbagai materi yang terstruktur dari hulu ke hilir, yaitu dimulai dengan persiapan wadah dan media penebaran benih, manajemen pakan, manajemen kualitas air, manajemen kesehatan ikan dan udang, dan diakhiri dengan materi pemanenan.

 

Sjarief menyebut, Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Kabupaten Cilacap masih tergolong rendah, yaitu 26 kg/kapita/tahun. Nilai ini sangat jauh dibawah AKI Provinsi Jawa Tengah dan AKI nasional yang secara berurutan tercatat sebesar 33 kg/kapita/tahun dan 54 kg/kapita/tahun. Sangat disayangkan menimbang gizi yang dikandung ikan sangat melimpah dibandingkan dengan daging hewan ternak lainnya.

 

Sjarief optimis pelatihan dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengonsumsi ikan, sejalan dengan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang juga tengah didorong pemerintah.

 

“Saya berpesan kepada Bapak/Ibu pembudidaya sekalian, jika ikan-ikannya sudah banyak dihasilkan, jangan dijual semua tetapi juga dimakan, dijadikan konsumsi sehari-hari, karena AKI Kabupaten Cilacap ini masih sangat rendah. Perlu diingat, ikan memiliki nutrisi yang bagus utuk tubuh karena mengandung protein tinggi non-kolesterol, asam amino dan omega-3 yang memperkuat kerja otak, terutama agar meningkatkan kekebalan tubuh Bapak/Ibu sekalian dimasa pandemi Covid-19,” ujarnya.

 

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati menutur, sistem budidaya ikan dari tahun ke tahun terus berkembang menjadi lebih efektif dan efisien, diantaranya yaitu sistem bioflok dan Recirculating Aquaculture System (RAS). Lilly berharap, melalui rangkaian pelatihan yang berkelanjutan masyarakat Kabupaten Cilacap dapat meningkatkan rasa ingin tahu untuk mendalami dan mengadopsi teknologi-teknologi terkini tentang budidaya ikan air tawar.

 

“Teknologi budidaya ikan tiap saat semakin berkembang sehingga menuntut pembudidaya ikan untuk dapat mengikutinya. Dengan berfokus pada efisiensi dan efektivitas yang dapat menghasilkan produktifitas tinggi dengan biaya produksi yang seminimal mungkin, akan sangat baik bila pembudidaya Kabupaten Cilacap mulai mengambil langkah untuk mengadopsi teknologi-teknologi terkini seperti (sistem) bioflok dan RAS,” tandasnya.

 

Lilly mengaku, pelatihan yang dihantarkannya menitikberatkan pada dua hal, yang pertama yaitu aplikasi probiotik dalam menjaga kualitas air; menurutnya, pemahaman yang kurang mengenai cara kerja probiotik dalam budidaya ikan air tawar membuat penggunaannya terhadap budidaya ikan menjadi kurang efektif.

 

“Probiotik berperan dalam meningkatkan nilai gizi pakan, perbaikan enzim untuk pencernaan, menghambat pathogen, membantu pertumbuhan, serta meningkatkan respon imun dan kualitas perairan budidaya, sangat bermanfaat sekali untuk perikanan budidaya tapi seringkali masyarakat masih belum mengetahui cara menggunakannya, sehingga penggunaannya masih kurang efektif,” ungkapnya.

 

Kemudian yang kedua yaitu; manajemen pakan. Lilly menyebut, biaya produksi budidaya ikan kerap didominasi oleh biaya pakan, yaitu sebesar 70-80% dari total biaya produksi. “Biaya pakan yang besar menuntut pembudidaya untuk menjadi lebih mawas dalam memilih kualitas pakan yang digunakan. Ilmu pembudidaya mengenai manajemen pakan perlu ditingkatkan agar ikan yang dipeliharanya tumbuh dengan optimum,” ujar Lilly.

 

“Pakan yang berkualitas tinggi yaitu pakan yang memiliki komposisi zat gizi yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan, seperti kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sesuai. Selain nilai gizi makanan, perlu diperhatikan pula bentuk dan ukuran yang tepat untuk ikan yang dipelihara,” lengkapnya.

 

Turut menginisiasikan pelatihan ini, Komisi Anggota DPR-RI Komisi IV, Sunarna menyampaikan bahwa potensi perikanan Kabupaten Cilacap sangat berlimpah, namun sebagian besar belum dapat termanfaatkan dengan maksimal. Ia menyebut, Kabupaten Cilacap memiliki dua balai produksi benih ikan air tawar yang dapat mendukung kegiatan budidaya ikan air tawar.

 

“Selain daripada potensi perikanannya yang melimpah, Kabupaten Cilacap juga memiliki Balai Benih Ikan Air Tawar di Sugihan dan Majenang. Jika dimanfaatkan dengan baik, pembudidaya dapat menekan biaya produksi dan memaksimalkan usahanya,” ucapnya.

 

Sunarna menyebut, ikan merupakan komoditas yang berdaya jual stabil, selalu diminati pasar terutama dalam masa pandemi Covid-19 dimana pemenuhan nutrisi menjadi hal yang sangat di kedepankan. “Saya harap peserta dapat mengikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya, agar di masa pandemi ini, sektor perikanan yang tetap eksis ini bisa terus berkembang sehingga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Cilacap juga,” tuturnya.

 

Sebagai informasi, KKP juga terus berupaya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pelaku utama usaha kelautan dan perikanan dengan menghadirkan pelatihan peningkatan kapasitas SDM di berbagai daerah. Sebelumnya, KKP telah mengadakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di Manado pada 20 – 22 Mei 2021 yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bitung. Pelatihan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian, Kelautan Perikanan Kota Manado ini di ikuti 30 orang peserta yang tersebar dari 9 kecamatan yang didominasi oleh peserta wanita.

 

Pelatihan yang menarik minat kaum hawa ini pun tercatat sebagai capaian berikutnya bagi KKP dalam memaksimalkan aksi pemberdayaan perempuan yang juga tengah digalakkan oleh pemerintah Indonesia.

 

Melalui pelatihan, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan keahlian, sikap dan kompetensinya dalam mendiversifikasikan aneka olahan dari hasil perikanan, yang merupakan hilir dari kegiatan kelautan dan perikanan.

 

HUMAS BRSDM

 

 

Sumber:

KKP WEB BPPSDMKP

Logo Logo
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia