© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Dorong Peningkatan Ekonomi, KKP Gelar Pelatihan Penangkapan dan Diversifikasi Olahan di Kaltim dan Sulteng

Senin, 28 Juni 2021


SIARAN PERS
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Nomor: SP.669/SJ.5/VI/2021

 

JAKARTA (28/6) – Tak bisa dipungkiri, tingkat kecelakaan kapal nelayan penangkap ikan masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, sebanyak 42 kecelakaan terjadi di laut selama Desember 2020 hingga Juni 2021, akibatnya 83 nelayan hilang. Kejadian tersebut didominasi karena kerusakan mesin kapal. Guna mencegah hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menggelar Pelatihan Perawatan Mesin Kapal Perikanan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada 24-25 Juni 2021.

 

Ditemui secara terpisah, Kepala BRSDM KP Sjarief Widjaja menyatakan salah satu faktor keberhasilan nelayan dalam operasi penangkapan ikan, yakni terjaminnya keamanan armada penangkapan yang ditunjang dengan mesin kapal. Namun sering kali para nelayan mengalami kendala saat di atas kapal, salah satunya kurangnya perhatian nelayan dalam merawat dan menjaga mesin kapal secara mandiri.

 

“Saat ini banyak sekali kecelakaan kapal yang diakibatkan banyak faktor dan kurangnya perhatian nelayan dalam melakukan perawatan juga perlu diperhatikan. Tentunya untuk menghindari hal tersebut, keterampilan nelayan dalam merawat dan menjaga mesin kapal secara mandiri perlu ditingkatkan, agar keamanan dalam penangkapan ikan terjamin,” jelas Sjarief.

 

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bitung, kegiatan pelatihan ini diikuti sebanyak 100 orang meliputi pelaku utama khususnya para nelayan dengan didampingi para pelatih dari bidang mesin perikanan. Demi menekan angka peningkatan Covid-19, pelatihan ini digelar secara blended online dengan menerapkan protokol kesehatan.

 

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilia Pregiwati mengatakan, pelatihan ini bermanfaat untuk menekan biaya operasional nelayan. Dengan perawatan mandiri, nelayan tak perlu lagi mengeluarkan biaya bengkel. Selain itu, perawatan mesin yang rutin dapat memperpanjang umur mesin.

 

“Tidak banyak bengkel-bengkel kapal yang tersedia, lokasi bengkel yang jauh cukup memakan waktu lama dalam perbaikan. Saya berharap pada pelatihan ini para pelaku utama tidak perlu lagi datang ke bengkel, namun bisa memperbaiki sendiri sebagaimana layaknya menjaga motor atau mobil,” ujar Lilly.

 

Sebagi informasi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono juga turut hadir dan menyampaikan apresiasinya kepada KKP dalam pelatihan ini.

 

"Saya sangat berbahagia pelatihan untuk merawat mesin kapal, pelatihan ini dapat terselenggara dengan baik. Selain mempersiapkan bantuan sarana dan prasarana bantuan dari perawatan kapal, kami juga perlu membantu SDM masyarakat perikanan dan meningkatkan keterampilan bagi nelayan," ujar Budisatrio.

 

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nelayan, karena dengan terawatnya kapal dapat memiliki umur atau waktu penggunaan yang panjang . Selain itu, dengan kondisi kapal yang baik dapat menghasilkan tangkapan ikan yang melimpah, tentunya akan banyak memberikan keuntungan bagi nelayan.

 

KKP Gelar Pelatihan Perawatan API dan Pengolahan Ikan di Sulteng

 

Dalam kesempatan lain, juga digelar Pelatihan Perbaikan dan Perawatan Alat Tangkap Berbahan Webbing dan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di Kabupaten Sigi pada 22 – 23 Juni 2021. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi perikanan tangkap dan meningkatkan nilai tambah perikanan.

 

Difasilitasi oleh BP3 Bitung, kegiatan ini diikuti sebanyak 60 orang dengan rincian 30 orang meliputi pelaku utama yang bergerak dibidang penangkapan ikan dari Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Sementara 30 orang lain merupakan pelaku utama yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Sigi.

 

Ditemui secara terpisah, Kepala BRSDM KP Sjarief Widjaja menyatakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi nelayan dalam membuat dan merawat alat tangkap berbahan webbing yang ramah lingkungan. “Perlu dipahami, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan bermanfaat untuk menjaga keberlanjutan alam. Kita harapkan ketersediaan ikan di perairan Indonesia terus ada hingga waktu mendatang,” kata Sjarief.

 

Lebih lanjut Sjarief mengajak masyarakat untuk mulai mengolah hasil perikanan, baik itu hasil tangkapan maupun panen budidaya. “Dengan adanya diversifikasi produk olahan, maka nilai jual dari ikan tersebut akan naik dan berdampak pada ekonomi masyarakat," imbuh Sjarief.

 

Dalam hal ini, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilia Pregiwati mengatakan, setiap alat penangkapan ikan akan terjadi penyusutan yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai kekuatan. “Nilai penyusutan alat tangkap terjadi karena adanya pengaruh mekanis, perubahan sifat bahan akibat reaksi kimia, pengerusakan oleh jasad renik, dan pengaruh alam. Untuk itu, diperlukan adanya penanganan dan perawatan yang baik,” ujar Lilly.

 

Dia menambahkan bahwa pelatihan ini dibutuhkan nelayan agar penggunaan alat tangkapnya dapat bertahan lebih lama.

 

Sebagai informasi, Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah otonom daerah di Sulawesi Tengah yang tidak memiliki laut, sehingga masyarakatnya mengandalkan peningkatan konsumsi ikan melalui budidaya air tawar. Setelah wilayah Sigi terdampak gempa dan likuefaksi pada tahun 2018, sektor perikanan air tawar menjadi salah satu sektor yang sangat menjanjikan dalam rangka pemulihan ekonomi masyarakat Sigi.

 

Saat ini tercatat 10 kelompok Pengolahan Hasil Perikanan (Poklahsar) dengan 105 orang pelaku utama. Poklahsar ini memproduksi olahan berupa abon ikan lele, abon ikan nila, dendeng ikan mujair, kripik baby nila, sambal ikan roa, dan bakso ikan.

 

Dalam kegiatan ini, turut hadir Anggota Komite II DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah, Lucky Semen. Dia mendorong pemerintah daerah untuk terus bersinergi dengan KKP dalam peningkatan sumber daya manusia. “Pascapelatihan ini, saya berharap nelayan dan pembudidaya di Sulut dapat didampingi lebih lanjut oleh penyuluh perikanan,” jelas Lucky.

 

Harapannya, ilmu yang didapat dapat direalisasikan dalam pemanfaatan potensi perikanan demi memulihkan ekonomi Palu dan Sigi pasca bencana lalu.

 


HUMAS BRSDM

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia