© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Percepat Pemulihan Ekonomi, KKP Latih Masyarakat Budidaya Lele Hingga Olah Mochi Rumput Laut

Sabtu, 26 Juni 2021


SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Nomor: SP.660/SJ.5/VI/2021

 

JAKARTA (26/6) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19 lewat berbagai layanan pelatihan perikanan. Teranyar, KKP bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI menggelar Pelatihan Pembesaran Ikan Lele bagi masyarakat di Kab. Sumbawa dan Kab. Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 25 - 26 Juni 2021. Selain itu, diselenggarakan Pelatihan Pembuatan Mochi Rumput Laut (24/6/2021) secara daring.

 

Diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, pelatihan pembesaran ikan lele diikuti sebanyak 150 peserta dari Kab. Sumbawa dan 150 peserta dari Kab. Sumbawa Barat. Demi menjaga protokol kesehatan, pelatihan yang dipandu oleh instruktur dan widyaiswara Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi ini, dibagi menjadi tujuh titik lokasi.

 

Lele merupakan salah satu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi dan diperjualbelikan di pasaran. Tak ayal jika banyak masyarakat yang tertarik membudidayakannya, namun terdapat permasalahan yang kerap dihadapi, yaitu minimnya produktivitas panen yang disebabkan ketidaktahuan cara budidaya yang baik dan benar. Tingginya biaya pakan juga menjadi kendala karena tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.

 

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja menyampaikan, melalui pelatihan ini, KKP berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membudidayakan ikan lele yang bernilai ekonomi tinggi.

 

“Berbekal pengetahuan dan keterampilan yang didapat, pembudidaya mampu meningkatkan produktivitas panen. Tentunya dengan padat tebar yang tinggi, sistem manajemen air yang tepat, hingga komposisi pakan dan frekuensi pemberian pakan yang dianjurkan,” ujar Sjarief.

 

Lebih lanjut, Sjarief mengharapkan agar pelatihan ini dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat NTB sehingga menggerakkan perekonomian desa.

 

Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyampaikan apresiasinya kepada KKP atas penyelenggaraan pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan budidaya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Sumbawa dan Sumbawa Barat yang memiliki potensi budidaya.

 

“Penyelenggaraan pelatihan secara blended learning menjadi sebuah terobosan dalam upaya peningkatan kapasitas SDM, terlebih saat ini peningkatan kasus Covid-19 varian Delta sangatlah tinggi. Hal ini menunjukkan KKP tidak berpangku tangan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Johan.

 

Johan mengharapkan, melalui pelatihan ini masyarakat tertarik untuk menggeluti usaha budidaya lele sehingga nantinya di Sumbawa dan Sumbawa Barat terdapat kampung budidaya lele. Hal ini sesuai dengan program prioritas KKP yaitu pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

 

“Dengan begitu, ladang usaha di sini semakin meningkat. Kita melihat kenyataan bahwa sektor perikanan mampu bertahan di saat hampir semua sektor terdampak pandemi Covid-19,” tambah Johan.

 

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati menyampaikan bahwa pelatihan ini telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat. Provinsi NTB mempunyai potensi perikanan air tawar yang melimpah sehingga diharapkan peserta mampu mengoptimalkan potensi tersebut, khususnya pada komoditas lele.

 

Dalam kesempatan ini, para paelatih akan membekali peserta dengan berbagai materi pelatihan budidaya meliputi penyiapan wadah dan media pemeliharaan ikan, pengelolaan benih ikan, pengelolaan tingkat kehidupan Ikan, hingga pemanenan.

 

“Kami juga mendorong munculnya wirausaha baru (start up) melalui e–commerce. Dengan begitu, akses pasar akan semakin luas sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara makro, tentunya hal ini dapat meningkatkan kontribusi sektor perikanan dalam pembangunan nasional,” ujar Lilly.

 

Lebih lanjut dia berharap dengan meningkatnya produksi lele di NTB dapat memenuhi ketahanan pangan nasional. KKP terus mendorong pemenuhan gizi masyarakat dengan mengonsumsi ikan. Lantaran ikan mengandung banyak nutirisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, omega 3 & 6, kalsium, vitamin, dan masih banyak lagi.

 

Senada, Kepala Bidang Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa Rahmat Hidayat menganggap wilayahnya sudah tepat dijadikan lokasi pelatihan, Masyarakat Sumbawa banyak yang menggeluti usaha budidaya lele di kolam, Budikdamber, dan kolam terpal.

 

“Atas nama Pemerinah Kabupaten Sumbawa, kami mengucapkan terima kasih kepada KKP khususnya BRSDM atas terselenggaranya pelatihan ini. Semoga berdampak pada peningkatan omzet pembudidaya,” ucap Rahmat.

 

Pelatihan Mochi Rumput Laut

 

Sementara itu, pelatihan pembuatan mochi rumput laut yang diselenggarakan secara daring oleh BPPP Banyuwangi, disambut antusias oleh 695 peserta dari 31 provinsi di Indonesia.

 

Mochi merupakan salah satu jenis kue asal Jepang yang terbuat dari tepung ketan yang dicampurkan dengan air dan gula, kemudian dimasak hingga membentuk adonan yang lembut dan lengket, dibalur dengan tepung maizena atau tapioka, lalu dipotong-potong berbentuk bulat ataupun persegi.

 

Seiring dengan populernya mochi di berbagai negara, termasuk Indonesia, membuat banyak pelaku usaha mulai melirik bisnis kuliner yang satu ini.

 

Kepala BPPP Banyuwangi, Achmad Subijakto, yang akrab disapa Totok,  menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan mochi rumput laut dianggap sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

 

“Kami melihat mochi rumput laut sebagai salah satu komoditas usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan begitu, pelatihan ini dapat membuka peluang usaha baru ataupun menambah komoditas usaha bagi masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, pemerintah terus mengupayakan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Totok.

 

Lebih lanjut Totok menambahkan bahwa saat ini, tren makanan diet tengah melesat di kalangan masyarakat. Mochi rumput laut dinilai sebagai salah satu alternatifnya lantaran rumput laut dinilai rendah kalori, tinggi serat, dan bebas pengawet sehingga memperlancar pencernaan.

 

Melalui pelatihan ini, KKP mendorong masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk mulai membangun usaha sampingan untuk menopang ekonomi rumah tangga. Nantinya mochi rumput laut yang dibuat dapat dikemas dengan menarik seperti produk yang ada di pusat perbelanjaan, dengan mencantumkan nomor izin usaha dan logo halal MUI, serta dipasarkan melalui e-commerce dan media sosial.

 

Terakhir, para peserta juga dilatih menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) mochi rumput laut.

 

Salah satu peserta latih, Sartana yang merupakan pelaku usaha di Semarang bersyukur dapat mengikuti pelatihan ini. Dia berminat untuk menambah komoditas usahanya.

 

“Ini pertama kalinya saya membuat mochi dengan komposisi rumput laut, ternyata selain sehat, mochi rumput laut juga memiliki tampilan yang cantik dan rasa yang lezat,” ucap Sartana.

 

Sartana berharap usaha kulinernya semakin melesat pasca mengikuti pelatihan.

 

 

HUMAS BRSDM

Sumber:

KKP WEB

Accessible Control
cursor Bigger Cursor
brightness Brightness
contrast Contrast
monochrome Grayscale
revert Undo Changes
Logo Logo
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat

Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 – Fax. (021) 3864293

Email: humas.kkp@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Media Sosial

Pengunjung

1 2
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia