Plt Direktur Jenderal PDSPKP Ibu Ishartini menyampaikan PT. Marine Biogel Indonesia merupakan salah satu contoh industri yang memanfaatkan limbah ikan (waste) yaitu sisik yang hampir tidak memiliki nilai/harga menjadi sesuatu yang bernilai. Kolagen dengan kandungan protein yang tinggi dibutuhkan dalam jumlah yang besar bagi industri makanan, kosmetik, obat-obatan, dan lain sebagainya. Kolagen memiliki manfaat antara lain untuk mencegah penggumpalan darah, menyembuhkan luka lebih cepat, menjaga kesehatan sistem syaraf tubuh, dan lain sebagainya. PT. Marine Biogel Indonesia merupakan industri pengolahan dan pengawetan ikan yang didirikan pada tahun 2020 dan baru beroperasi pada tahun 2021 atas investasi asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai investasi sebesar Rp. 18 Milyar. Bahan baku sisik yang digunakan berasal dari ikan kakap putih, ikan nila, dan ikan mas hasil perikanan budidaya. Namun demikian, tantangan yang ada saat ini adalah kebutuhan bahan baku sisik tersebut baru dapat dipenuhi sebesar 20 % saja oleh lokal. Sehingga, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri perikanan budidaya dalam negeri, kedepan kebutuhan sisik dapat dipenuhi 100% oleh UMKM lokal.

Marine Biogel Indonesia sejak beroperasi pada tahun 2021 telah memperkerjakan 35 tenaga kerja yang terdiri dari 22 orang tenaga kerja tetap dan 13 orang tenaga kerja harian. Produk akhir yang diproduksi telah mampu menembus pasar ekspor dengan tujuan utama Jepang dan India dengan omset yang dihasilkan mencapai Rp. 25 – 50 Milyar/tahun. Ditjen PDSPKP senantiasa mendorong peningkatan daya saing melalui penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan melalui pembinaan mutu dan penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan/Good Manufaturing Practices (SKP/GMP) pada setiap unit usaha pengolahan dan pemasaran. Di Jawa Tengah terdapat 117 Unit Pengolahan Ikan yang telah memiliki sertifikat GMP. Ditjen PDSPKP terus berusaha untuk meningkatakan jumlah sertifikat GMP yang diterbitkan. Foto (Humas PDS)